Editorial
Abstrak
Dengan senang hati, Program Studi Seni Murni FSRD IKJ mempersembahkan Jurnal NATAR ke hadapan para pembaca sekalian untuk pertama kalinya. Upaya yang telah disusun sekian lama ini tentu bukanlah hal yang mudah bagi kami mengingat keterbatasan sumber daya dan pengalaman dalam mengelola jurnal ilmiah. Dalam edisi perdana ini, sedikitnya ada tiga pokok utama yang tertuang dalam enam tulisan yang berhasil kami sajikan. Pertama ialah fokus pembahasan pada isu urban atau praktik kesenian perkotaan yang tidak lagi menempatkan Jakarta sebagai objek kajian, melainkan Semarang dan Makassar, melalui kontribusi dari Ahmad Khairuddin dan Anwar Jimpe Rachman. Kedua, ialah fokus pada kaitan antara tema kesejarahan dan institusi seni di Indonesia, melalui tulisan Ibrahim Soetomo dan Kurniwati Gautama. Topik mengenai identitas ke-indonesiaan hingga tantangan pendidikan seni di Indonesia dielaborasi dengan cukup rinci dalam kedua tulisan ini. Ketiga, kita dapat melihat bagaimana esai yang ditulis oleh Tri Aru Wiratno dan Wina Luthfiyya Ipnayati disusun berdasarkan gagasan mereka sebagai penulis dan perupa. Tri Aru menyusun argumentasinya mengenai paradigma kritik seni rupa di Indonesia; sementara Wina Luthfiyya menghadirkan sebuah pemaparan mengenai gagasan proyek seni yang ia susun dalam upaya melestarikan kesenian tradisional.